Dongkrak Capaian Ekspor, Jepara Bakal Gelar Pameran Furnitur Internasional
Setelah dua tahun berturut-turut merosot gara-gara pandemi, capaian ekspor product mebel kayu di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, lagi merangkak naik terhadap 2022. Tahun ini, capaian ekspor akan terus digenjot, tidak benar satunya melalui pemeran furnitur berskala internasional.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jepara mencatat, sebanyak 52 juta kilogram product mebel dengan nilai 186 juta dollar Amerika Serikat diekspor ke 112 negara terhadap 2019. Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, nilai ekspor mebel di Jepara merosot menjadi 177 juta dollar AS tahun 2020 dan 165 juta dollar AS tahun 2021 Mebel Jepara Minimalis .
Setelah dua tahun merosot, capaian ekspor mebel terhadap 2022 lagi merangkak naik. Pada 2022, sebanyak 42 juta kilogram product mebel diekspor ke 90 negara dengan nilai ekspor sebesar Rp 186 juta dollar AS.
Kepala Seksi Promosi Ekspor dan Impor Bidang Perdagangan Disperindag Jepara Edi Widodo mengatakan, product mebel Jepara sudah diekspor ke sejumlah negara di nyaris setiap benua. Negara target ekspor yang paling besar ialah China, Belanda, dan Amerika.
Menurut Edi, capaian ekspor tahun 2022 tergolong baik. Kendati demikian, capaian itu akan lebih ditingkatkan terhadap tahun ini. Peningkatan capaian itu akan dijalankan dengan beragam upaya.
”Ke depan, kita akan terus mengusahakan memfasilitasi pameran berskala nasional dan internasional. Melalui pameran itu, diinginkan mampu menarik minat konsumen sekaligus menyebabkan product mebel Jepara menjadi semakin dikenal,” kata Edi, Jumat (3/2/2023) Furniture jepara .
Edi menambahkan, pihaknya kerap memberi tambahan pelatihan perihal dengan tata langkah lakukan ekspor sekaligus mengenalkan dokumen-dokumen ekspor kepada para pengusaha. Para pengusaha terhitung diberikan sarana Kemudahan Impor Tujuan Ekspor oleh pemerintah setempat, bekerja mirip dengan Bea dan Cukai.
Untuk mendukung mengolah product mebel, kerja mirip terhitung dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Jepara dengan sejumlah area penghasil kayu di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Daerah-daerah itu, disebut Edi, teratur menyuplai kayu sebagai bahan baku mebel ke Jepara. Strategi itu diklaim mampu menghimpit risiko kekurangan bahan baku.
Baca juga: Perajin Ukir Jepara Pangkas Biaya Listrik dengan Tenaga Surya
Pada 6-19 Maret mendatang, para pengusaha mebel di Jepara akan menyelenggarakan pameran kerajinan ukir dan mebel bertajuk Jepara International Furniture Buyer Weeks (JIF-BW) 2023. Acara itu terhitung sekaligus menjawab tantangan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo supaya Jepara mampu mencontoh Kota High Point di Carolina Utara, AS, yang teratur menyelenggarakan pameran furnitur berskala internasional.
”Konsepnya nanti akan mirip layaknya di High Point, yaitu pameran berbasis kota. Jadi, pamerannya tidak terpusat di satu tempat, namun di setiap galeri mebel dan ukir di Jepara. Galeri-galeri itu nantinya akan ditata sedemikian rupa supaya menarik,” ujar inisiator JIF-BW sekaligus Dewan Pembina Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia Jepara, Muhammad Jamhari.
Melalui pameran itu, Jamhari meminta product furnitur Jepara mampu beradu di kancah internasional dan masuk ke didalam rantai pasok global. Ke depan, para konsumen terhitung diinginkan mampu lakukan direct sourcing atau membeli product furnitur secara langsung ke area mengolah furnitur di Jepara.
”Kalau bicara soal aglomerasi industri furnitur, di Jateng ada Surakarta, Semarang, dan Jepara. Nantinya, Surakarta dan Semarang akan diajak pameran juga, join dengan Jepara yang brandingnya sudah besar,” ucap Jamhari.
Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta mengatakan, pihaknya mendukung penyelenggaraan JIF-BW dengan langkah mendukung promosi. Selain itu, Edy terhitung sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jateng untuk memperbaiki jalan-jalan di Jepara yang rusak. Hal itu supaya para pengunjung pameran mampu beraktivitas dengan nyaman di Jepara.
Inovasi
Selain mengungkit capaian ekspor melalui pameran, para perajin furnitur di Jepara terhitung rajin berinovasi. Kartono (56), perajin ukir dan relief asal Desa Senenan, Kecamatan Tahunan, misalnya, mencoba membuahkan produk-produk yang tidak dihasilkan oleh perajin lain. Strategi itu berhasil menyebabkan product Kartono selalu dilirik di tengah lesunya penjualan product ukir dan relief.
”Kebetulan, aku senang dengan seni budaya, menjadi kerap mampu inspirasi yang tidak biasa untuk dituangkan didalam bentuk produk. Contohnya, kemarin aku bikin relief Taman Safari, kisah Patih Gajah Mada, dan kisah Dewa Ruci. Biasanya karya-karya layaknya itu tidak banyak dicari. Tapi, feeling aku bilang jika karya itu akan laku, ternyata benar laku dengan harga ratusan juta,” ucap Kartono.